Khamis, 8 Disember 2011

Kasihmu Untukku

Pagi masih lengang. Jarum Jam baru menunjukkan pukul 06.30. Namun aku sudah kedatangan tamu. Tamu istimewa. Orang yang selalu ada di hati, yang selalu ada dalam setiap doaku. Ayah dan Ibu. Kemarin sudah kukirim pesan singkat untuk Ayah agar tak usah datang. Aku kasihan. Rumahku di pinggir kota, cukup jauh dari rumah Ayah Ibu. Tapi dengan cepat Ayah membalas smsku. "Insya Allah besok Ayah Ibu datang, sudah kangen sekali dengan anak cucu." Akupun merasakan kerinduan yang sama. Teramat rindu tepatnya. Delapan tahun lamanya aku meninggalkan Ayah Ibu, pergi merantau bersama suami yang bertugas di negeri Gajah putih.

Bukan main bahagianya hati ini, kini aku berada dekat dengan mereka, tak perlu lagi melintasi luasnya samudera untuk berjumpa dengan Ayah Ibu terkasih... Leluasa, kutatap lekat wajah Ayah Ibu. Tampak kerutan menghiasi wajah Ayah Ibu, tanda mereka tak lagi muda. Ah, masih kuingat, dulu Ayah begitu gagah, serasi bersanding dengan ibu yang cantik. Ya Allah... betapa banyak hari- hari terlewati tanpa adanya diri ini di samping mereka... Di saat mereka berduka, di kala mereka sakit... Duhai Ayah Ibu, maafkan anakmu ini.... Sebaliknya Ayah dan Ibu kapanpun selalu ada untukku, mereka seakan mengerti, betapa repotnya aku mengasuh kedua anakku yang kini tengah sakit. Duh malunya diriku, sudah umur segini masih saja merepotkan Ayah Ibu...

Masih kutatap lembut wajah Ayah Ibu. Wajah penuh senyum , senyum tulus yang tak pernah hilang dimakan waktu. Rasa bahagia kembali membuncah dalam dadaku. Ayah Ibu tak berubah, masih mesra. Tawa canda kerap menghiasi obrolan hangat mereka. Menyusupkan rasa hangat di hati ini... Sungguh mereka menjadi teladan buatku, semakin mengukuhkan niatku, untuk terus berjuang mewujudkan keluarga sakinah...

Pernah Ayah berkata, "Betapa Ayah beruntung, memiliki istri nan solehah. Ketabahan dan kesabaran Ibu seakan tak berbatas, padahal begitu banyak duka menghampiri Ibu..."
Begitu pula Ibu, Ibu berucap padaku "Betapa bahagianya Ibu, karena Ayah selalu menjadi imam yang baik untuk Ibu, tak sedikit teman- teman Ibu yang mengeluhkan suaminya di kala tua, tapi Ayahmu, Alhamdulillah semakin tua semakin soleh..." Ujar Ibu sambil tersenyum.

Selalu, kumohon kepadaMu dalam setiap doaku, "Ya Allah.. izinkan aku membahagiakan orangtuaku walau kutahu tak kan sebanding dengan pengorbanan dan perjuangan Ayah Ibu dalam membesarkanku, perjuangan Ayah Ibu yang penuh cucuran keringat dan air mata... "

Terimakasih Ya Allah, terimakasih untuk Ayah dan Ibuku...

Sebuah hadist diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Suatu ketika sahabat Rasulullah saw, Abdullah bin Umar ra melihat seorang laki-laki menggendong ibunya untuk tawaf di Ka'bah dan kemana saja si ibu menginginkan. Lelaki itu kemudian bertanya, "WahaiAbdullah bin Umar, apakah yang kulakukan ini bisa membalas jasa ibuku kepadaku?" Abdullah bn Umar menjawab, "Belum. Setetes pun engkau belum mendapat membalas kebaikankedua orangtuamu."
http://www.eramuslim.com 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan